banner 728x250

Kain Jumputan, Warisan Kesultanan Palembang yang Diteliti Dosen UIGM di Museum Balaputra Dewa

banner 120x600

MetroMedia, Palembang – Kain jumputan Palembang bukan hanya selembar kain indah. Ia adalah warisan sejarah yang lahir dari kearifan lokal dan berkembang sejak masa Kesultanan Palembang. Setiap motif dan warnanya merekam perjalanan budaya masyarakat yang hingga kini masih terasa relevan.

Warisan inilah yang kini diteliti oleh Mukhsin Patriansah, dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Indo Global Mandiri (UIGM).

Pada Selasa (9/9/2025), Mukhsin berkunjung ke Museum Negeri Balaputra Dewa Sumatera Selatan untuk mendalami koleksi batik Sumatera Selatan dan kain jumputan Palembang yang tersimpan di sana.

Dalam kunjungan itu, Mukhsin diterima langsung oleh Kepala Museum Balaputra Dewa, Amarullah, S.H. Sebagai bentuk dukungan, pihak museum turut memberikan tiga buku kajian tekstil yang berisi catatan penting tentang sejarah dan artefak kain tradisional.

Kain Jumputan diteliti oleh Mukhsin Patriansyah Dosen DKV UIGM

“Kain jumputan koleksi museum ini sudah berusia ratusan tahun dan menjadi bukti kejayaan tradisi tekstil Palembang. Kajian akademis sangat penting agar nilai budaya ini terus dipahami generasi muda,” ujar Amarullah.

Bagi para pengrajin, jumputan bukan hanya sumber penghidupan, melainkan juga simbol kebanggaan. Dengan teknik pewarnaan ikat celup yang diwariskan turun-temurun, setiap helai kain dihasilkan melalui ketekunan dan cinta pada tradisi.

Macam-macam motif kain jumputan palembang

“Jumputan bukan hanya busana, tetapi identitas yang melekat pada masyarakat Palembang,” kata Mukhsin. Ia berharap penelitian ini bisa mendorong kesadaran generasi muda untuk lebih mencintai dan bangga memakai produk budaya lokal.

Menjaga jumputan berarti menjaga jati diri Palembang. Dengan mengenakannya dalam keseharian maupun acara resmi, masyarakat dapat berperan aktif melestarikan warisan ini.

Kain jumputan bukan sekadar hiasan, melainkan simbol bahwa budaya Nusantara masih hidup, tumbuh, dan layak dibanggakan hingga lintas generasi. (*Pewarta : Kai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *